STP ARS INTERNASIONAL MELANJUTKAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI KAMPUNG BUNISARI GIRIMEKAR, KABUPATEN BANDUNG
STP ARS Internasional untuk Tahun Akademik 2023-2024, Semester Genap ini, melanjutkan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pendampingan Peningkatan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kuliner Tradisional Lokal, Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kampung Bunisari, Desa Girimekar, Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung, selama tiga hari dari tanggal 19 sampai dengan 21 Juli 2024. Hadir sebagai dosen pembimbing dalam kegiatan ini adalah Dr. Didin Syarifuddin, MM., M.Si., didampingi oleh empat orang mahasiswa, yaitu Riyo Syahdan Nursetyo, Windy Widia Ariyani, Moch. Rizky Maulana dan Raka Bintang Maharaindra. Sementara pesertanya sebanyak 20 orang ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas “Kasepuhan Bunisari”, bidang “Kuliner Tradisional Lokal”, di Kampung Bunisari, Desa Girimekar.
Seperti kegiatan pengabdian sebelumnya, kegiatan pengabdian kali ini dilaksanakan dalam dua format, yaitu kegiatan ceramah dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan. Kegiatan ceramah berlangsung selama satu hari yaitu pada tanggal 19 Juli 2024. Sebagai pemateri Didin Syarifuddin, menyampaikan pentingnya keberdayaan yang harus dimiliki oleh kaum perempuan. Perempuan yang memiliki daya atau perempuan yang berdaya adalah perempuan yang memiliki kemampuan, pengetahuan, dan kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan, serta memiliki akses terhadap sumber daya yang memungkinkan mereka untuk mandiri dan berkembang. Berkaitan dengan konteks permasalahan yang dialami oleh kaum ibu di Kampung Bunisari serta tema pengabdian masyarakat ini, maka yang dimaksud dengan perempuan yang berdaya adalah perempuan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan memiliki kekuatan untuk menciptakan kesempatan, membuat keputusan, aktif dalam berbagai kegiatan, memiliki akses terhadap berbagai sumber daya, sehingga bisa berkembang dan menjadi perempuan yang mandiri dalam usaha kuliner lokal di Kampung Bunisari.
Tahapan penyampaikan materi adalah penyadaran bahwa kaum perempuan harus tumbuh kesadaran akan arti penting perempuan sebagai seorang pribadi yang dapat berkembang secara maksimal untuk berwirausaha. Hal lain adalah seorang perempuan harus tumbuh kesadaran dirinya akan pentingnya pemanfaatan sumberdayasumberdaya di lingkungan sekitarnya, seperti sumber daya bahan pangan yang dapat dijadikan aneka makanan tradisional lokal, seperti awug, misro, comro, papais, dan sejenisnya. Tahapan kedua adalah pembekalan pengetahuan dan keterampilan pembuatan makanan jajanan yang akan menjadi kuliner tradisional lokal di Kampung Bunisari. Pengetahuan merupakan aspek penting yang bisa menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri dalam wirausaha kuliner tradisional . Namun pengetahuan saja tidak cukup dapat menjalankan usaha kuliner ini, harus dilengkapi dengan keterampilan atau kemampuan bagaimana menciptakan suatu makanan tradisional yang disukai oleh calon pembeli. Tahapan ketiga adalah pemberdayaan atau meningkatkan keberdayaan atau daya yang ada pada setiap ibu di lingkungan kuliner lokal Kampung Bunisari. Model pemberian daya ini adalah lebih kepada peningkatan keterampilan dan implementasi kemampuan dan keterampilan yang langsung diterapkan dalam aktivitas pembuatan makanan tradisional lokal, seperti pembuatan awug, comro, misro, papais, intriwiling, dan sejenisnya. Selanjutnya adalah pemberian daya pada aspek bagaimana melakukan komunikasi pemasaran, sehingga makanan tradisional ini memiliki daya tarik dan informasinya sampai kepada calon pembeli.
Kegiatan selanjutnya dalam bentuk pendampingan. Bagaimana ibu-ibu mendapatkan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya dalam pembuatan makanan tradisional lokal, seperti awug, comro, misro, papais, dan sejenisnya. Kegiatan pendampingan berlangsung selama dua hari, dari tanggal 20 sampai dengan 21 Juli 2024. Pembimbing adalah Didin Syarifuddin, dibantu oleh empat orang mahasiswa yang selanjutnya menjadi pendamping. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan ini lebih kepada bagaimana menciptakan kemasan dan bagaimana teknik komunikasi pemasaran yang harus dilakukan sehingga makanan tradisional ini sampai kepada para calon pembeli. Selama dua hari ibu-ibu mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam teknik pembuatan kemasan dan teknik pemanfaatan media sosial seperti WA, Instagram dan tiktok bisa menjadi media komunikasi yang efektif dan efisien guna memasarkan produk makanan tradisioal ini.
Hari ketiga adalah hari terakhir kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Bunisari. Didin Syarifuddin menyampaikan pesannya bahwa dengan pendampingan yang tepat dalam peningkatan pemberdayaan perempuan melalui kuliner tradisional lokal, kami berharap perempuan di berbagai daerah dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang kuliner, sehingga mampu menciptakan peluang ekonomi baru yang bermanfaat bagi keluarga mereka. Melalui inisiatif ini, perempuan tidak hanya berperan sebagai pilar penting dalam ekonomi keluarga, tetapi juga sebagai penjaga budaya dan tradisi kuliner yang kaya. Semoga program ini dapat terus berkembang dan menjadi model inspiratif bagi daerah lain, mendorong lebih banyak perempuan untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri dan berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka. Demikian, Wassalamualaikum wr.wb. Didin Syarifuddin
Komentar
Posting Komentar